Categories: FootballFootball News

Gianluigi Buffon Tak Butuh Gelar Champions League Untuk Buktikan Kualitasnya

MSPORTS – Kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon, menjelaskan kenapa ia masih bermain hingga berumur 44 tahun. Ia juga mengatakan kenapa ia tidak butuh Champions League untuk membuktikan kualitasnya.

Mantan bintang Juventus tersebut merupakan salah satu kiper terbaik sepanjang masa.

Ia telah memenangkan berbagai gelar di Prancis dan Italia, hingga Piala Dunia.

Meskipun begitu, ia gagal menorehkan salah satu trofi terpenting di Eropa, Champions League.

Namun ia tidak memerlukan gelar tersebut untuk membuktikan kualitasnya sebagai penjaga gawang.

“Saya terus bermain untuk berbagai alasan. Karena saya masih merasa kuat dan kompetitif, karena saya merasa saya menjadi bagian dari era emas olahraga,” kata Buffon, dikutip dari Football Italia.

“Saya di usia di mana saya bisa memutuskan pensiun kapan pun saya mau, saya yang mengontrol situasi ini, tapi pilihan saya selalu ada alasannya.”

“Saya kembali ke Parma karena saya bahagia melihat betapa bangganya para fans melihat saya di gawang memakai warna Gialloblu lagi.”

Buffon membela Juventus selama 19 musim. Ia ikut terjerembab ke Serie B pada 2006 silam hingga termasuk dalam skuad yang meraih titel Scudetto tujuh musim beruntun.

Total ia meraih 10 titel Scudetto, enam Coppa Italia, Ligue 1, UEFA Cup, serta menjadi runner-up Champions League di musim 2002–03, 2014–15, dan 2016–17.

Bersama tim nasional Italia, ia merupakan pemilik caps terbanyak dengan 176 penampilan. Puncak kariernya bersama gli Azzurri ialah saat memenangkan Piala Dunia 2006.


“Saya telah menang begitu banyak dalam hidup saya, tapi saya juga menyerahkan gelar lain. Saya senang untuk berjuang untuk menang, tapi menurut saya pribadi saya juga meraih sukses dengan afeksi dari fans,” lanjutnya.

“Dan saya tidak perlu, contohnya, delapan titel Champions League untuk tahu betapa bagusnya saya. Bahkan tanpa memenangkan itu, saya tahu betapa berharganya saya.”

“Saya gunakan kritikan sebagai bahan bakar, terutama semakin saya tua. Saat muda, kritikan sangat menyakitkan dan membuat Anda goyah. Ketika Anda dewasa, Anda melihatnya sebagai insentif. Beberapa kali, saya memerlukan kritikan itu, dan mengingat dari mana saya berada.”

Tio Prasetyon Utomo

42037

Recent Posts

Test livestream billiards

test description Youtube livestream  Facebook livestream test image

1 year ago

Indra Sjafri Umumkan 23 Pemain Timnas Indonesia U-19 Untuk Piala AFF U-19 2024

Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19, Indra Sjafri, telah mengumumkan 23 pemain yang dibawa untuk berlaga…

1 year ago

Update Klasemen Sementara WorldSBK 2024: Toprak Razgatlioglu Memimpin dengan Gemilang

Setelah memenangi Race 2 WorldSBK Inggris 2024 di Sirkuit Donington Park pada Minggu, 14 Juli…

1 year ago

Jacksen F Tiago: Pelatih Terbaik Liga Indonesia yang Mengidolakan Sir Alex Ferguson

Jacksen F Tiago adalah salah satu pelatih terbaik di sepak bola Indonesia. Pelatih asal Brasil…

1 year ago

Jadwal Timnas Indonesia U-19 Di Piala AFF U-19 2024: Hadapi Filipina, Timor Leste & Kamboja Di Grup A

Tim Nasional Indonesia U-19 akan berlaga di Piala AFF U-19 2024 atau 2024 ASEAN U-19…

1 year ago

Ronald Araujo Cedera Di Copa America 2024, Rencana Barcelona Berantakan

Kabar buruk diterima Barcelona setelah Ronald Araujo mengalami cedera ketika membela Uruguay di Copa America…

1 year ago