MSPORTS – Juara dunia delapan kali Marc Marquez menyebut raihan podiumnya di kandang Honda pada MotoGP Jepang lalu merupakan kisah yang romantis. Kendati demikian, raihan tersebut tidak akan mengubah masa depannya bersama tim.
Marquez yang finis di urutan ketujuh pada balap sprint di sirkuit Motegi, berhasil meraih posisi ketiga pada grand prix hari Minggu, berada di bawah dua penantang gelar juara musim ini Jorge Martin dan Francesco Bagnaia.
Podium di grand prix ini merupakan yang pertama kalinya pada musim ini, serta yang pertama sejak GP Australia pada tahun lalu.
Kendati demikian, hal ini tidak akan mengubah keputusannya soal masa depannya yang masih menjadi tanda tanya besar sepanjang musim. Apalagi melihat performa buruk Honda, yang mengikatnya dengan kontrak hingga 2024.
Pembalap Spanyol 30 tahun ini sebelumnya mengungkapkan akan diumumkan saat MotoGP India atau Jepang.
Namun usai GP Jepang ini, Marquez masih tutup mulut soal masa depannya pada musim 2024 mendatang dan mengungkapkan masih tidak bahagia dengan situasinya bersama Honda meski meraih hasil gemilang.
“Saya tidak menikmatinya, saya menderita,” kata Marquez usai balapan.
“Saya mengalami malam-malam tanpa tidur, banyak memikirkannya [masa depan saya].”
“Ini adalah kisah romantis; podium pertama tahun ini harus diraih di trek kandang Honda, di depan para bos.”
“Kita lihat saja apa yang terjadi, tapi komitmen terhadap merek selalu dan akan selalu 100%.”
Marquez yang start dari posisi tujuh, menukar motornya bersama pembalap lain saat hujan turun di Motegi.
Saat cuaca semakin buruk, Marquez berhasil naik ke posisi tiga dan nyaris bisa menyalip Martin dan Bagnaia, sebelum balapan dihentikan pada lap 12 dari 24.
“Saya sudah tahu ini akan menjadi balapan yang panjang, jadi saya berusaha untuk tidak merusak ban di awal, saat tidak banyak air [di lintasan],” jelas Marquez soal balapan tersebut.
“Kemudian, ketika hujan mulai turun, saya mulai kembali dan merasa baik-baik saja.”
“Meski menjadi salah satu pembalap tercepat di lintasan, saya angkat tangan [untuk memberi isyarat agar balapan diberi bendera merah] karena kondisinya sulit, banyak terjadi aquaplaning.”
“Juga benar bahwa dua pembalap di depan memiliki lebih banyak kerugian daripada saya, mereka berjuang untuk kejuaraan, tetapi menghentikan balapan adalah keputusan yang tepat, terutama karena kurangnya penerangan.”
test description Youtube livestream Facebook livestream test image
Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19, Indra Sjafri, telah mengumumkan 23 pemain yang dibawa untuk berlaga…
Setelah memenangi Race 2 WorldSBK Inggris 2024 di Sirkuit Donington Park pada Minggu, 14 Juli…
Jacksen F Tiago adalah salah satu pelatih terbaik di sepak bola Indonesia. Pelatih asal Brasil…
Tim Nasional Indonesia U-19 akan berlaga di Piala AFF U-19 2024 atau 2024 ASEAN U-19…
Kabar buruk diterima Barcelona setelah Ronald Araujo mengalami cedera ketika membela Uruguay di Copa America…